Hallo.id, Jakarta – Jelang Pilkada Serentak 2020, diprediksi akan ada tarik menarik antara PDI Perjuangan dengan Presiden Joko Widodo. Hal itu terkait dengan majunya Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang merupakan anak dan menantu Joko Widodo di Pilkada Solo dan Medan.
Prediksi itu disampaikan Pengamat sosial dan politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar. Dalam dinamika itu, ia juga memprediksi akan ada 2 opsi yang akan diberikan PDIP untuk mengakomodir Joko Widodo.
“Kemungkinan ada dua skenario. Pertama, dua daerah (Solo dan Medan) akan mengakomodasi Joko Widodo. Artinya kader tulen terpaksa tidak dimajukan, kecuali mungkin sebagai pendamping (wakil). Risikonya resistensi di dua daerah akan sangat besar dan potensi memenangi Pilkada tereduksi sangat tajam,” kata Shohibul, Selasa 10 Maret 2020.
Kedua, lanjut Shohibul, akan ada lose-lose solution. Hal itu berdasarkan pertimbangan prioritas dan resistensi kader, dua daerah itu akan diperlakukan berbeda.
Baca Juga:
Survei SPIN: Prabowo – Gibran Unggul Elektabilitas 43 Persen vs Ganjar – Mahfud dan Anies – Muhaimin
Upaya Menciptakan Kesejahteraan Bukanlah Hal Muudah yang Bisa Dilakukan oleh Segelintir Pihak
Program Hilirisasi Mutlak Dilakukan, Prabowo Subianto: Perlu Investasi Pendidikan yang Besar
“Prioritas akan jatuh kepada anak (Gibran), dan jika menantu (Bobby) akan maju tanpa PDIP hal itu harus dimaknai sebagai lose-lose solution belaka. PDIP merelakan lose di Solo, dan Joko Widodo menerima lose di Medan. Itu cukup fair,” jelasnya.
Akademisi FISIP UMSU ini menilai, alasan PDIP merelakan Solo kepada Gibran dikarenakan faktor sejarah karier politik Joko Widodo. (por)