Begini, Jurus-jurus untuk Akselerasi Terangi 433 Desa Belum Berlistrik

- Pewarta

Jumat, 24 April 2020 - 15:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Aneka EBT, Harris. (Foto : Instagram @kesdm)

Direktur Aneka EBT, Harris. (Foto : Instagram @kesdm)

Businesstoday.id, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengakselerasi dalam menuntaskan elektrifikasi di 433 desa yang belum menikmati listrik di Indonesia. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pun sudah menyusun kebijakan strategis dalam menyukseskan program elektrifikasi di wilayah tersebut.

“Secara garis besar ada 3 (tiga) pendekatan yang dilakukan untuk melistriki daerah-daerah terpencil,” ujar Direktur Aneka EBT, Harris saat diskusi virtual bertemakan Mendorong Bauran Energi 23% di Tahun 2025 dan Menurunkan BPP PLN di Daerah 3T, Rabu (22/4/2020).

Tiga pendekatan elektifikasi tersebut, sambung Harris, dilakukan melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, yaitu perpanjangan jaringan (grid), pengembangan off-grid atau mini grid dan program pra-elektrifikasi.

Untuk pendekatan melalui perpanjangan grid bisa diimplementasikan apabila di daerah tersebut sudah dekat dengan jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Metode ekspansi grid bisa diterapkan kalau memang di daerah-daerah situ sudah ada jaringan dan pelanggan yang belum tersambung listrik,” ungkap Harris.

Sementara bagi suatu daerah yang penduduknya terpusat dan jauh dari jaringan PLN akan dikembangkan off-grid maupun tabung listrik. “Apabila memang gridnya tidak ada disekitar situ, akan tetapi ada komunitas yang terpusat, ada peluang bisa dikembangkan PLTS Terpusat, PLTMH hingga tabung listrik,” jelas Harris.

Terakhir, pendekatan pra-elektrifikasi dipergunakan jika terdapat daerah yang penduduknya tersebar dan butuh biaya besar dalam pemasangan sistem jaringan. “Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan tabung listrik bisa menjadi opsi untuk kita gunakan,” kata Harris.

Harris mencatat, program LTSHE sangat membantu dalam memberikan penerangan rumah tangga di wilayah terpencil. Bahkan dalam kurun tiga tahun, Pemerintah sudah mendistribusikan LTSHE ke 3.058 desa di wilayah terpencil. Namun program ini akan digantikan dengan tabung listrik pada tahun 2020.

“Untuk 2020 distop dulu karena kita sedang berencana membuat program tabung listrik. Mungkin prinsipnya tidak persis sama dengan LTSHE, tapi mirip dari sisi penyediaan listriknya, perlu pembangkit EBT di wilayah setempat. Saya harap lebih bagus,” jelasnya.

Tiga pendekatan di atas didukung dengan kebijakan atas peningkatan kapasitas infrastruktur EBT baik secara komersial maupun non-komersial. “Untuk komersial kita sudah memberikan ruang sektor swasta berperan aktif masuk ke dalam penyediaan listrik. Tentunya berkontrak dengan PLN,” tutur Harris.

Sedangkan untuk non-komersial akan melibatkan pembiayaan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hingga hibah (grand).

Menutup diskusi, Harris menggarisbawahi bahwa semua kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah demi meningkatkan mutu pelayanan listrik. “Mudah-mudahan langkah ini bisa membuat layanan listrik dari kita lebih baik lagi,” tutup Harris. (tam)

Berita Terkait

TikTok Shop Resmi Ditutup, 13 Juta Pengguna Kehilangan Peluang Raih Keuntungan dari Media Sosial
Mengoptimalkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sistem Perpajakan yang Efisien dengan Bantuan Konsultan Pajak
Harita Group Bangun industri Hilirisasi Nikel dengan Produksi Nikel Sulfat Pertama di Indonesia
Hutama Karya akan Bersinergi dengan Waskita Karya dan PT PP akan Bersinergi dengan WIKA
Komite Anti Dumping Indonesia Selidiki Impor Produk Nilon Film dari 3 Negara, Termasuk Tiongkok
Indonesia Berpotensi Raih Transaksi Rp192,7 Miliar dalam Pameran Dagang Kosmetik di Spanyol
Akibat Impor Tekstil Ilegal 320 Ribu Ton, Negara Kehilangan Pendapatan sebesar Rp19 Triliun
Lindungi Industri dan UMKM Tekstil, 2 Menteri Ini Sepakat Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 27 November 2023 - 14:13 WIB

Upaya Menciptakan Kesejahteraan Bukanlah Hal Muudah yang Bisa Dilakukan oleh Segelintir Pihak

Kamis, 9 November 2023 - 13:12 WIB

Program Hilirisasi Mutlak Dilakukan, Prabowo Subianto: Perlu Investasi Pendidikan yang Besar

Rabu, 8 November 2023 - 17:01 WIB

Hasil Survei Lanskap Head to Head Ungkap Prabowo – Gibran Berhasil Menang 52,5 Peren vs Ganjar – Mahfud

Minggu, 5 November 2023 - 17:34 WIB

Jaringan Induk KUD Ungkap Alasan Dukung Prabowo, Salah Satunya karena Berpihak ke Ekonomi Pancasila

Selasa, 31 Oktober 2023 - 14:41 WIB

Prabowo Terima Tumpeng Syukuran Posko Relawan Prabowo – Gibran dari Agus Gumiwang dan Hasan Nasbi

Rabu, 25 Oktober 2023 - 10:11 WIB

Berubah Lebih Santai dan Lebih Senang Guyon, Prabowo Subianto: Kekalahan Adalah Pelajaran yang Bagus

Selasa, 24 Oktober 2023 - 15:56 WIB

Airlangga Hartarto Tanggapi Partai Demokrat yang akan Dapat Posisi Menteri di Kabinet Indonesia Maju

Senin, 23 Oktober 2023 - 08:35 WIB

Koalisi Indonesia Maju Resmi Usung Gibran Rakabuming Raka Jadi Cawapres 2024 untuk Prabowo Subianto

Berita Terbaru