Hallo.id, Jakarta – Presiden Jokowi mewacanakan penjualan lahan negara untuk membiayai pemindahan ibu kota yang mencapai Rp466 triliun. Lahan 180 ribu hektare (ha) yang diperuntukkan untuk ibu kota dinilai terlalu luas.
Dia mengatakan, lahan yang digunakan untuk ibu kota pada tahap awal sebesar 40 ribu ha sementara 110 ribu ha akan digunakan untuk pengembangan ibu kota dalam jangka panjang. Sisanya 30 ribu rencananya akan dijual.
Namun, Presiden menyebut, penjualan lahan tersebut dikhususkan untuk pembeli individu, bukan perusahaan, termasuk pengembang properti. Dia yakin hasil penjualan tanah negara ini cukup untuk membiayai pemindahan ibu kota.
“Kita akan menjual kepada individu langsung, tidak ke pengembang, karena harganya (jadi) mahal. Misalnya saya jual Rp2 juta per meter, maka pemerintah akan mendapat Rp600 triliun. Apalagi kalau dijual Rp3 juta per meter. Kita sudah mendapat Rp900 triliun,” katanya di Istana Negara, Selasa (10/3/2020).
Baca Juga:
BRI Mulai Salurkan Kredit Usaha Rakyat, Mencapai Rp12 Triliun untuk Maret 2023
Pemerintah Dituding Tidak Adil, Pioritaskan Distribusi Minyak Goreng Bersubsidi di Ritel Modern
Saat Serahkan DIPA, Presiden Jokowi Sebut Pandemi Belum Berakhir Pada 2022
Mantan wali kota Solo itu mengatakan, pemerintah tengah mengkaji harga pasti lahan tersebut. Selain itu, badan otoritas khusus juga akan dibentuk yang bertugas mengatur mekanisme penjualan tanah. Nantinya, syarat akan diperketat untuk pembeli tanah untuk mencegah spekulan.
“Misal, dua tahun maksimal tanah yang dibeli sudah dibangun. Jika tidak nanti sertifikat tanah akan diambil,” ucapnya. (por)