“Mobil listrik ke depan itu akan menjadi bagian sangat penting,” ujarnya dalam acara Indonesia Millenial Summit 2020 di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Erick mengatakan Indonesia memiliki total penduduk 271 juta orang, sehingga mobil listrik menjadi peluang usaha yang besar ke depannya.
Apalagi, Presiden Joko Widodo menginginkan transportasi publik di ibu kota baru menggunakan kendaraan listrik.
Dengan demikian, lanjutnya, komponen baterai sebagai bahan baku utama mobil listrik menjadi sesuatu yang sangat penting.
Baca Juga:
CSA Award 2023: Kesuksesan Emiten Terbaik, Penghargaan Menjadi Bukti Kontribusi Besar
Jaringan Induk KUD Ungkap Alasan Dukung Prabowo, Salah Satunya karena Berpihak ke Ekonomi Pancasila
Erick Thohir Pastikan Tak Ada Wamen BUMN Baru Usai Wakil Menteri BUMN Rosan Perkasa Roeslani Mundur
“Negara kita merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Dengan demikian, akuisisi (saham divestasi) Vale ini menjadi bagian penting dari rencana strategis ke depan,” kata Menteri BUMN.
Menurut Erick, proses divestasi saham Vale masih berjalan dan kemungkinan pada pertengahan 2020 sudah diselesaikan.
Sebelumnya, perusahaan induk BUMN pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan PT Vale Indonesia Tbk (PTVI) bersama pemegang sahamnya, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining (SMM), menandatangani perjanjian pendahuluan pengambilalihan 20 persen saham divestasi Vale.
Pemerintah telah menunjuk MIND ID, sebagai identitas baru PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), untuk mengambil saham divestasi Vale.
Baca Juga:
Naik Sebesar 12,9 Persen, Laba bersih Perusahaan BUMN pada Semester-I 2023 Mencapai Rp183,9 Triliun
Langkah ini sesuai dengan mandat MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan.
Vale Indonesia memproduksi nikel, yang merupakan bahan tambang strategis yang digunakan sebagai bahan baku industri baja maupun baterai termasuk untuk kendaraan listrik. (aji)