Businesstoday.id, Jakarta – Perum Bulog mulai menyiapkan operasi pasar gula untuk meredam harga yang tengah bergejolak di masyarakat. Total gula yang akan digelontorkan sebanyak 50 ribu ton baik ke pasar tradsional maupun toko ritel modern.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan, stok gula yang digunakan merupakan produk impor yang siap konsumsi. Gula impor didatangkan didatangkan dari Thailand dan India. Namun, diperkirakan gula impor tersebut baru tiba di Indonesia dalam dua pekan ke depan.
“Kami punya stok tapi tidak banyak. Insya Allah dua minggu lagi datang dan kita akan mengguyur semua wilayah. Kita akan siapkan sekitar 50 ribu ton,” kata Tri di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Ia menuturkan, impor gula sebanyak 50 ribu ton sesuai dengan penugasan yang telah diberikan pemerintah dalam rapat koordinasi terbatas level Kemenko Perekonomian. Selain itu, Bulog melalui anak perusahaan Gendhis Multi Manis juga mendapatkan kuota impor gula mentah sebesar 29.700 ton untuk diolah menjadi gula konsumsi.
Baca Juga:
Bagya Mulyanto: Kiprah Sang Insan Normal dalam Melayani Ibadah Besar
Stabilkan Harga di Wilayah Jakarta, Bulog Lakukan Operasi Pasar Daging Sapi Beku
Indonesia Tidak Perlu Impor Beras, Lima Fakta Seputar Bulog yang Harus Diperbaiki
Adapun sasaran operasi pasar, menurut Tri, akan mencakup pasar tradisional dan toko ritel modern. Ia mengakui bahwa terdapat kelangkaan pasokan yang diikuti dengan melonjaknya harga gula di tingkat konsumen. Bulog sebagai BUMN Pangan telah ditugaskan pemerintah untuk segera melakukan stabilisasi harga.
Di Jakarta, harga gula pasir sudah tembus hingga Rp 18 ribu per kg dari ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500 per kg. Secara nasional, harga gula rata-rata dihargai Rp 16.700 per kg. Bulog, kata Tri, akan menjual gula dengan harga Rp 10.500 per kg agar intervensi harga bisa lebih kuat. (rep)